Opini

Literasi Berlalui Lintas Masih Perlu

Oleh Dr Ribut Priadi

Berdasarkan data yang dirilis Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia, angka kecelakaan lalu lintas menempati posisi ke 3 penyebab kematian terbanyak di Indonesia, setelah penyakit TBC, HIV-AIDS.

Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Kakorlantas Polri) Inspektur Jenderal Aan Suhanan, setidaknya 3 hingga 4 orang tewas karena kecelakaan setiap jamnya sepanjang tahun 2024.

Terdapat 1.150.000 kecelakan terjadi dalam kurun waktu Januari-Desember 2024. Peristiwa tersebut menewaskan sekitar 27.000 jiwa. “Itu artinya dalam satu jam, sudah ada 3-4 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas,” ucap Aan dalam keterangan resminya yang dikutip media pada Ahad, 15 Desember 2024.

Angka tersebut meningkat nyaris 8 kali lipat dari tahun 2023 yang hanya mencapai 152 ribu kecelakaan dengan jumlah korban serupa. Pada tahun ini, Aan menjelaskan, 3000 lebih korban jiwa masih berusia produktif dengan gender laki-laki. Menurutnya, hal tersebut sangat berdampak pada kehidupan sosial masyarakat.

Kecenderungan meningkatnya angka kecelakaan dan jumlah korban kecelakaan lalu lintas terasa sangat mengkhawatirkan. Apalagi para korban disebut kebanyakan adalah mereka yang masih berusia produktif.

Tingginya angka kecelakaan berdasarkan data, ternyata, sebesar 61% disebabkan oleh faktor manusia berupa kesalahan tidak disengaja, kelalaian, hingga pelanggaran. Selanjutnya, 30% kecelakaan disebabkan oleh kondisi prasarana dan lingkungan, 9% disebabkan oleh kondisi kendaraan.

Merujuk pada data bahwa penyebab Utama kecelakaan disebabkan factor manusia, biasanya dimulai dari kurangnya kesadaran dan disiplin lalu intas.Sikap pengemudi yang tidak fokus saat berkendara bahkan tidak memahami rambu, bahkan banyak terjadi saat ini adalah pengemudi lalai karena mengoerasikan ponsel saat menyetir, mendengarkan musik terlalu keras hingga tidak memperhatikan rambu lalulintas.

Bila diurutkan secara terperinci tentu ada banyak factor lainnya sebagai penyebab kecelakaan. Namun yang perlu digaris bawahi adalah pentingnya untuk terus melakukan Gerakan literasi berlalu lintas.

Pesan-pesan berupa informasi terkait literasi berlalulintas harus terus disebarluaskan. Gerakan melek atau cerdas berlalu lintas tak boleh berhenti karena pengetahuan dan pemahaman berkendara yang aman bisa mengurangi resiko terjadinya kecelakaan.

Masyarakat harus terus diberikan pengetahuan untuk menggerakkan kesadaran berlalu lintas. Perkembangan teknologi komunikasi dan kehadiran media social bisa lebih mengefektifkan informasi tentang berlalulintas yang aman.

Pesan yang menarik dan mudah dipahami publik melalui media sosial akan membuat gerakan literasi berlalulintas semakin akrab di masyarakat karena gampang diakses.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button