Media Sosial Dorong Partisipasi Pemilih Gen Z di Pilkada Sumut 2024

Pemilihan Kepala Daerah Serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024 merupakan momen penting yang diharapkan membawa harapan akan masa depan lebih baik. Harapan itu terwujud jika ditopang oleh kesadaran politik yang ditandai dengan partisipasi dan kecerdasan dalam menentukan pilihan.
Bagi generasi Z, terlibat dalam pemilihan kepala daerah bisa jadi baru pertama kali. Hal ini menjadi tantangan tersendiri terutama terkait partisipasi para pemilih pemula. Suara pemilih pemula pada Pilkada sedrentak 2024 cukup signifikan. Dari sisi jumlah, keberadaan gen Z dalam Pemilihan kepala daerah 2024 serentak diperkirakan hampir menyentuh angka 50 persen.
Mengutip, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Robby Effendi Hutagalung mengatakan hasil data dari pusat data informasi, Gen Z di Sumatera Utara ada berkisar sekitar 40 persen . Ini menunjukkan suara Gen Z sangat menentukan hasil pemilihan yang dilakukan.
Maka penting untuk mendorong partisipasi Gen Z pada Pilkada Sumut 2024 . Untuk itu diperlukan upaya dan strategi komunikasi yang tepat guna menumbuhkan kesadaran Gen Z dalam Pilkada serentak. Dibutuhkan sosialisasi secara masif dari berbagai pihak guna menarik perhatian dan partisipasi Gen Z.
Sebagai native di dunia digital, media sosial menjadi pilihan utama bagi Gen Z karena dianggap lebih praktis, bahkan mudah diakses. Media sosial diyakini menjadi referensi utama bagi Gen Z dalam memperoleh informasi terkait Pilkada. Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok digunakan untuk mengakses berita politik, mengikuti perkembangan kampanye, dan berdiskusi mengenai calon pemimpin.
Untuk itu, diperlukan upaya serius dalam memanfaatkan media sosial sebagai ruang bagi Gen Z di Sumut untuk terlibat aktif dalam proses politik, khususnya menjelang Pilkada 2024. Dengan memanfaatkan platform digital secara maksimal diharapkan , Gen Z dapat mengakses informasi, berdiskusi, dan menyuarakan pendapat mereka.
Pemanfaatan media sosial juga sekaligus bisa menjawab tantangan seperti penyebaran berita palsu . Media sosial bisa menjadi alat efektif untuk pendidikan politik bagi Gen Z. Kolaborasi antara pemerintah, penyelenggara pemilu, institusi pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci dalam mendorong partisipasi politik yang sehat dan konstruktif di kalangan Gen Z.