Tak Berkategori

Trauma Healing Polda Sumut: Integrasi Nilai Budaya dan Pendekatan Kekinian

Kegiatan trauma healing yang digagas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara di Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, menjadi bukti kepedulian Polri terhadap masyarakat terdampak banjir. Dari sudut pandang antropologi, inisiatif ini merefleksikan penerapan nilai-nilai budaya kolektif khas Indonesia yang diimbangi dengan pendekatan modern untuk mendukung pemulihan komunitas.

Sebanyak 30 anak-anak dan 30 lansia menjadi prioritas dalam kegiatan ini. Anak-anak diajak mengikuti aktivitas kreatif seperti mewarnai dan diberikan hadiah, sementara lansia mendapatkan pendampingan psikologis. Polri menunjukkan perhatian khusus pada kelompok rentan, selaras dengan tradisi budaya yang memandang anak-anak sebagai generasi penerus dan lansia sebagai penyimpan nilai-nilai luhur.

Gotong royong dan solidaritas, yang merupakan inti budaya Indonesia, terwujud dalam trauma healing ini. Polri hadir di tengah masyarakat untuk meringankan beban psikologis akibat banjir, memperkuat hubungan sosial, dan membantu komunitas bangkit dari keterpurukan.

Aktivitas seperti pendampingan untuk lansia dan hiburan bagi anak-anak menunjukkan pemahaman Polri terhadap kebutuhan spesifik setiap kelompok dalam masyarakat. Pendekatan ini dikenal dalam antropologi sebagai solusi berbasis budaya, di mana peran sosial setiap individu dalam komunitas menjadi bagian dari rancangan intervensi.

Selain dukungan psikologis, Polri juga memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok seperti biskuit susu, mie instan, dan air mineral kepada masyarakat di empat dusun terdampak. Pendekatan holistik ini memastikan masyarakat tidak hanya mendapatkan bantuan materiil tetapi juga dukungan emosional, memperkuat rasa solidaritas di tengah krisis.

Bencana sering kali menimbulkan rasa tidak aman di masyarakat. Kehadiran Polri dengan langkah-langkah yang terencana tidak hanya memberikan bantuan tetapi juga mengembalikan rasa nyaman dan menciptakan suasana aman bagi warga terdampak.

Trauma healing ini juga memberikan inspirasi bagi lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta, untuk lebih memperhatikan aspek psikologis dalam tanggap darurat. Pendekatan ini menunjukkan bahwa penanganan bencana tidak hanya melibatkan logistik tetapi juga pemulihan mental masyarakat.

Inisiatif ini menggarisbawahi sisi humanis Polri yang melampaui tugas formal sebagai penegak hukum. Melalui pendekatan berbasis empati, Polri berhasil mempererat hubungan dengan masyarakat dan memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi tersebut sebagai pelindung dan pelayan warga.

Banjir yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang telah memengaruhi lebih dari 55.000 orang. Fokus trauma healing di Kecamatan Patumbak adalah langkah strategis untuk memberikan perhatian personal yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Dari perspektif antropologi, bencana dapat mengganggu keseimbangan sosial dalam komunitas. Trauma healing membantu mengembalikan harmoni sosial, memperkuat hubungan internal komunitas, dan membangun kembali rasa solidaritas yang kuat di antara warga terdampak.

Selain dampak langsung pada pemulihan psikologis, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan pada generasi muda. Anak-anak yang terlibat dalam aktivitas ini belajar tentang pentingnya solidaritas dalam menghadapi tantangan.

Pemberitaan mengenai trauma healing ini memperkuat citra Polri sebagai institusi yang tidak hanya bertugas menjaga keamanan tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan sosial. Polri menunjukkan bahwa mereka juga bisa berperan sebagai penjaga nilai-nilai budaya di tengah masyarakat.

Trauma healing ini merupakan langkah strategis untuk memulihkan komunitas yang terdampak bencana. Dengan memadukan pendekatan budaya dan modern, Polda Sumut menghadirkan model tanggap bencana yang komprehensif, relevan, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.6/12

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button